TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL MENURUT SIGMUND FREUD
TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL MENURUT SIGMUND FREUD
FREUD DAN PSIKOANALIS
l Sigmund Freud (1856-1839) adalah seorang keturunan Yahudi
yang lahir di Freiberg, Ceko. Ia anak seorang tukang kayu yang kurang berhasil.
Hal ini yang membuat seluruh keluarganya pindah ke Leipzig, Jerman. l Ibunya
adalah istri ketiga ayahnya ketika ia lahir. Ayah seoang yang otoriter, membuat
ia selalu berseteru dengan ayahnya dan membencinya. Ibunya seorang yang penuh
kasih saying dan cenderung overprotektif. l Ia bersama dengan ketujuh
saudaranya sering bersaing untuk mendapatkan perhatian ibunya. l Pengalaman
masa kecilnya sangat berpengaruh terhadap teorinya. l Teori psikologi Freud
disebut psikoanalisis karena upayanya untuk menganalisis isi, sifat, strukutur
dan hubungan antar elemen di dalam proses mental. l Psikoanalisis Freud begitu
terkenal karea dalam mencari tahu mengapa manusia berperilaku tertentu.
Struktur Kepribadian
l Pada tahun 1923, Freud menulis buku berjudul The Ego and the Id. Buku ini menguraikan pendapat Freud mengenai struktur kepribadian manusia.
l Freud mengkategorikan kesadaran menjadi 3 tingkat kesadaran: concious, pre-concious, dan unconscious.
l Menurut Freud, dari tingkat kesadaran itu, kebanyakan pengalaman manusia tersimpan dalam unconscious.
l Oleh karena itu, penggambaran topografisnya seperti gunung salju/es. Bagian terbesar tidak terlihat karena berada di bawah permukaan air laut. Bagian yang tidak terlihat inilah yang dianggap sangat berpengaruh pada tingkah laku manusia sehari-hari, apalagi dalam situasi dan kondisi yang tidak normal.
l
Dalam perkembangan selanjutnya, Freud melihat hubungan tingkat kesadaran
tersebut secara lebih struktural yang ia sebut sebagai Ego, Superego, dan Id.
Konsep Id atau Das Es (Aspek Biologis)
l Menurut Freud, Id adalah sumber dari libido dan insting
dan menjadi sumber energi dari kedua komponen yang lain (ego & superego). l
Id adalah lapisan psikis yang paling dasariah: yang di dalamnya terdapat naluri-naluri
bawaan (seksual dan agresif) dan keinginan-keinginan yang direpresi. l Id
menjadi bahan dasar bagi pembentukan psikis lebih lanjut dan tidak terpengaruh
oleh kontrol pihak ego dan prinsip realitas. l Id adalah sistem kepribadian
yang paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. l Id
diatur oleh prinsip kenikmatan (pleasure principle) yang mendorongnya selalu
ingin mendapatkan kenikmatan. l Id juga didorong oleh kecenderungan destruktif
terhadap hal-hal yang menghambat pencapaian kenikmatan dan penghindaran ketidak
nyamanan, termasuk merusak diri sendiri jika terlalu banyak hal menyakitkan
dialami dalam kehidupan. l Selain bekerja secara tak sadar, id bersifat
impulsif dan selalu ingin terpuaskan
Konsep Ego atau Das Ich (aspek rasional)
l Ego adalah elemen dari kepribadian yang membantu individu
untuk mengecek realitas di luar dirinya dalam hubungannya dengan dorongan yang
dialaminya. l Untuk mengambil sebuah keputusan, seorang individu yang makin
dewasa akan menggunakan pertimbangan rasional, memori, persepsi, dan
rekognisinya untuk memuaskan dorongan dan menurunkan ketegangan yang terjadi. l
Proses ini disebut sebagai secondary-process thought yang membantu individu
menahan diri dan belajar norma masyarakat, mana yang boleh, yang diterima dan
tidak oleh masyarakat temapat ia hidup. l Ego bekerja berdasarkan prinsip
realitas (reality principles), yang berusaha untuk memuaskan keinginan id
dengan cara-cara yang realistis dan secara sosial dapat diterima. l Dengan
demikian, Ego merupakan mekanisme kontrol terhadap impuls yang berasal dari Id.
l Ego menjembatani antara kecenderungan berperilaku dengan realitas yang ada
dalam konteks perilaku tersebut.
Konsep Superego atau Das Ueber Ich (aspek sosial atau moral)
l Superego adalah komponen ketiga yang sangat dibutuhkan
oleh manusia untuk dapat hidup beradab. l Superego adalah mekanisme kontrol
terhadap impuls Id kedua yang didasarkan atas keyakinan kita tentang yang baik
dan yang buruk, yang benar dan yang salah. l Komponen ini sering disebut
sebagai moralitas internal, kata atau suara hati, yang telah dipelajari oleh
anak-anak sejak bayi hingga usia 5-6 tahun. l Dalam komponen ini ada bagian
yang disebut sebagai Ego-Ideal, yaitu tingkah laku benar dan baik yang biasanya
memperoleh pujian orang tua. Seorang anak belajar dari apa yang diterima dan
ditolak oleh orangtua
Tiga golongan kecemasan: l Dalam dinamika hidup sehari-hari dapat terjadi dorongan Id yang sangat kuat dan Ego yang mencari rasionalisasi, tetapi terhadang oleh Superego. l Jika ketegangan begitu besar dan kecemasan memuncak, Freud menyatakan orang dewasa pun dapat mengalami ketidak berdayaan. l Menurut Freud, ada tiga golongan kecemasan (Schultz and Schultz, 2009).
- 1. Kecemasan yang berhubungan dengan situasi kondisi realitas (reality atau objective anxiety) Adalah sumber semua kecemasan. Ini merupakan perasaan cemas terhadap suatu bahaya riil dalam realitas hidup manusia, seperti peperangan, bencana alam, berhadapan dengan hewan, kecelakaan, dst. Kecemasan realitas memberikan manusia untuk merespons secara konstruktif.
- 2. Kecemasan Neurotik (neurotic anxiety) Yaitu kecemasan yang sangat mengganggu Kesehatan mental. Kecemasan ini sering berasal dari pengalaman masa kanak-kanak, terutama adanya konflik dan gratifikasi dorongan insting dengan realitas.
- 3. Kecemasan Moral (moral anxiety) Yaitu konflik antara Id dan Superego. Kecemasan ini terjadi ketika individu mempunyai impuls yang bertentangan dengan keprcayaan atau keyakinan moral tertentu sehingga timbul rasa malu atau rasa bersalah. Kecemasan moral adalah indikator penting tentang kedewasaan Superego seseorang
Mekanisme Pembelaan Diri
l Dalam hidup sehari-hari, manusia tidak dapat menghentikan
impuls yang berasal dari Id. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa dalam
kenyataan hidup manusia selalu mengalami konflik, baik ringan maupun berat. l
Kecemasan jika disadari memberikan manusia suatu sinyal sehat untuk
pengendalian diri. l Dalam mengatasi konflik yang terus menerus, Ego dan
Superego perlu mempunyai sebuah mekanisme untuk mengatasi ketegangan atau
kecemasan dengan cara tertentu sehingga kecemasan yang ada tidak mengganggu
kesehatan mental seseorang. l Freud mengemukakan beberapa jenis mekanisme
pertahanan yang sering bertindak secara tumpeng tindih. l Ciri-ciri utama
mereka adalah mendistorsi realitas (denial) dan berlangsung tanpa disadari
(Schultz and Schultz, 2009; Glassman dan Hadad, 2009).
Comments
Post a Comment
Komentar gan :